Jumat, 31 Mei 2013

Hey June

Hey June, don't make it bad

Take a sad song and make it better

Remember to let her into your heart

Then you can start to make it better


Hey June, don't be afraid

You were made to go out and get her

The minute you let her under your skin

Then you begin to make it better


And anytime you feel the pain, hey June, refrain

Don't carry the world upon your shoulders

For well you know that it's a fool who plays it cool

By making his world a little colder

Nah nah nah nah nah nah nah nah nah


Hey June, don't let me down

You have found her, now go and get her

Remember to let her into your heart

Then you can start to make it better


So let it out and let it in, hey June, begin

You're waiting for someone to perform with

And don't you know that it's just you, hey June, you'll do

The movement you need is on your shoulder


Nah nah nah nah nah nah nah nah nah yeah


Hey June, don't make it bad

Take a sad song and make it better

Remember to let her under your skin

Then you'll begin to make it

Better better better better better better,


ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhh


Sidoarjo, 2013


Arrange from The Beatles - Hey Jude


Published with Blogger-droid v2.0.4

Minggu, 26 Mei 2013

Rêve de Lune #1

Pernah pada suatu kecil saya memimpikan untuk menjadi seorang juru masak. Keinginan itu adalah satu dari deretan antrian keinginan yang masuk daftar tunggu untuk direlisasikan satu persatu, walapun terkadang ada kalanya kesempatan itu datang ketika sedang berkemah dengan teman-teman. Namun bukan dalam wujud itu yang saya inginkan, Karena saat berkemah, tentu saja seluruh bahan dan peralatan tidak tersedia dengan baik dan seringkali tidak sesuai dan seringkali bahan yang dibawa hanya seputar mi instan, telur dan tempe.


Seperti halnya daftar tunggu yang mengharuskan untuk direalisasikan, dalam dua bulan ini keinginan yang satu ini telah terwujud. Semenjak tinggal di rumah sendiri, saya berketetapan untuk memasak semua makanan yang akan saya makan. Akhirnya, saat semua ini tiba maka saya pun mengisi ruah ini dengan peralatan masak utama, yaitu kompor. Untuk alat memasak awalnya saya hanya memiliki sebuah panic. Panci itu adalah panci yang biasa saya bawa saat berkemah. Namun untung saja saat memasuki rumah baru, para saudara menyumbang peralatan-peralatan memasak seperti wajan, frying pan, steamer, panci sup, spatula, sendok sup, telenan, cobek dan lain-lain. Hal ini tentu saja membuat saya lebih bersemangat.


Untuk dapat memulai karir memasak saya, tentu saja saya harus memiliki bahan untuk dimasak, maka dari itu saya harus berbelanja ke pasar. Saya ingat saat pertama kali berbelanja ke pasar, bahan pertama yang saya beli adalah ikan lele. Saya memasak ikan lele itu menjadi kari lele. Terdengar aneh bukan, namun bukan saya jika tidak menginginkan sesuatu yang berbeda dalam hidup. Hasilnya, tidak buruk kok, enak, malah salah seorang teman memuji masakan perdana saya itu.


Dalam perjalanannya sampai hari ini saya masih memasak untuk saya sendiri. Kegiatan ini tentu saja saya sisip-sisipkan diantara waktu bekerja. Membebani atau repot, itu tergantung dari mindset kita saat melakukannya. Saya menganggapnya sebagai hobi dalam hal ini. Saya menikmati setiap langkah dalam memasak, karena hal ini berkaitan dengan feel. Mencoba merasakan tiap masakan yang akan jadi berasa kurang manis, asin, asam atau gurih adalah suatu perasaan yang memicu adrenalin. Adrenalin, tentu saja , karena pada saat kita bergelut dengan panasnya kuah yang dirasakan, kita juga harus berpikir untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat apa saja yang perlu ditambahkan sehingga masakan itu dapat dinikmati, bukan dibuang. Dalam hal terakhir, saya orang yang paling tidak suka untuk membuang makanan, melihatnya saja saya sebal. Makanan adalah karunia dari Tuhan kepada makhluk-Nya dan membuangnya adalah salah satu bentuk tidak bersyukurnya kita kepada karunia-Nya.


Hari ini saya memasak ayam goreng penyet sambal terasi beserta tempe dan tahu bacem.


Bon Appetit!!!!


Sidoarjo, 2013


Published with Blogger-droid v2.0.4