Rabu, 14 Maret 2012

Toure de Pani

Lumajang,14 Maret 2012

Ranu Pani, sebuah desa terakhir di kakai langit yang berada di pintu gunung semeru yang cantik. Perjalanan kali ini saya lalui dengan seorang teman.

Kami berangkat dari Malang pukul 09.00 WIB melewati jalur Tumpang. Dengan berbekal semangat mengendarai kendaraan roda dua. Jalan yang ditempuh juga tidak seberapa jauh, antara lain Blimbing-Pakis-Tumpang-Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Sepanjang perjalanan saya melewati beberapa wisata alam antara lain, Coban Pelangi dan Coban Trisulo. Jalanan yang dilewati cukup baik, hanya jalanan beraspal dan jalanan semen yang dihiasi jurang di kanan kiri sisi jalan, bukit-bukit dengan pohonnya yang menjulang menantang langit, penduduk yang membawa kayu bakar dan anak sungai yang berlenggak-lenggok bagaikan ular raksasa di bawah sana.

Sesampainya di pertigaan Tumpang-Bromo-Pani kami beristirahat untuk menikmati kopi panas dan rokok sambil membeli lombok yang berukuran sebesar tomat memanjang untuk oleh-oleh. Sungguh baru kali ini aku melihat lombok yang berukuran sebesar ini dan lebih pedas dari sepuluh cabe rawit yang terkenal pedasnya itu. Sepertinya lombok ini dapat menjadi alternatif ditengah harga lombok yang kembali meroket naik mengikuti harga BBM.



Perjalanan pun kembali dilanjutkan saat gerimis mulai datang. Hujan yang menerpa dan angin yang berhembus kencang tak menyurutkan langkah ini. Sisa hujan sepagi masih menyisakan pohon tumbang yang menarik kabel listrik. Meski sempat terkejut oleh setrum yang mengaliri tubuh saat melaluinya namun semangat ini tak pernah padam. "The show must go on", itulah yang harus berlanjut. Kami sangat gembira saat kembali memasuki sebuah desa. Hal ini berarti kami telah sampai di Desa Ranu Pani.

Danau Ranu Pani telah berada di samping kami. Sungguh, sebuah danau yang sangat indah.Danau ini berada di ketinggian 2.200 meter dpl, tak heran jika kami tak menemukan sinar matahari di tempat ini. Seperti halnya mata, hati pun terasa "adem" saat berada di tempat ini.

Setelah memarkir kendaraan kami berjalan-jalan mengitari danau. Danau yang luas dan tenang ini semakin bertambah mistis dengan turunnya kabut tebal dan hujan yang kembali datang. Kabut di daerah ini suka datang dan pergi sehingga cukup menghalangi saat kami berusaha mengambil gambar. Tapi gangguan ini tidak seberapa jika dibandingkan keindahan yang dapat kami nikmati.

Di sisi yang lain Ranu Pani kami mendapati sebuah Pura yang cukup besar dan megah. Letaknya yang berada di atas bukit, di pinggir danau dan berselimut kabut membuat Pura ini terkesan megah dan angkuh. Menara pada Pura ini seperti menyimpan daya magis yang menundukkan hati. Jika di ungkapkan dapat menjadi, Sebuah Pura di Pinggir Danau yang Elok, Megah, Magis dan Eksotis.



Setelah waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB kami bersiap meninggalkan Ranu Pani untuk melanjutkan perjalanan ke Bromo.