Peluit panjang itu memecah keheningan fajar
Membangunkanku dari mimpi panjang akhir pekan
Deretan gerbong pun mulai bergerak perlahan
Mengantarkan pada suatu kenyataan nun jauh disana
Waktu menunjukkan pada 285 derajat
Langit pun menjawab dengan garis kemerahan di balik bukit
Deretan rumah pun mulai berganti dengan siluet jajaran pegunungan
Dan aku pun masih termenung di dalam gerbong dengan bangku hijau ini
Memang bukan disinilah tempatku menulis cerita (lagi)
Disanalah,
Ditempat kelahiranku yang penuh hingar bingar akan kugoreskan tinta
Tentang sebuah realita yang akan terekam pada suatu peradaban
Aku akan merindukan mimpi ini,
Aku akan mengingat sentuhan hangat ini,
Sentuhan dari tangan ajaib kalian,
Terlebih dari gadisku..
Adios..
Jikalau ada sumur di ladang,
Maka semoga masih akan ada umur yang panjang..
Yang akan merapatkan kita dalam kabut yang tebal ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar