Jumat, 05 Juli 2013

Korupsi

Korupsi bukanlah hal baru di negeri ini. Kata-kata ini merupakan serapan dari bahasa inggris yaitu “corruption”. Di Indonesia sendiri kata-kata ini mulai dikenalkan oleh para mahasiswa dan meluas sejak 1998 yang sekaligus menandai keruntuhan rezim Orde Baru. Sebuah revolusi lahirnya babak baru di negeri ini yang diberi judul “Era Reformasi”.


Saat itu masih kita ingat bahwa semua orang mulai mengumandangkan untuk menolak KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). LSM-LSM yang melawan pun tumbuh berjamur di seluruh kota-kota besar. Kita semua saat itu sepertinya serempak untuk melawan korupsi.


Ironi, semuanya terasa sangat utopis. Pada zaman Orde Baru yang “katanya” KKN mulai tumbuh dan akan kita berantas, sekarang malah tumbuh subur layaknya jamur di musim hujan. Saya masih ingat, saat dahulu seseorang melanggar dan mengajak “damai”, si pelaku dan aparat mesti mencari tempat yang tersembunyi dan memasukkan “suap”-nya ke dalam amplop terlebih dahulu untuk selanjutnya diserahkan. Namun saat ini, bukan barang asing untuk tawar-menawar terlebih dahulu.


Menurut Wikipedia sendiri, Korupsi dari bahasa latin “Corruptio” dari kata kerja “corrumpere” yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik dan menyogok. Arti kata korupsi sendiri adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepadanya untuk mendapatkan keuntungan sepihak.


Seiring berjalannya waktu, kita menemui bahwa korupsi ini sudah tidak hanya terjadi di lingkungan pemerintahan dan politisi. “Semangat” korupsi ini pun mulai tumbuh di instansi-instansi swasta pula. Lebih generalisasinya, diakui ataupun tidak, seperti halnya wabah yang menjangkiti sebuah negeri, rakyat adalah penderita yang paling banyak dan kronis.


Namun, dunia pun memiliki cara tersendiri dalam menanganinya. Segala sesuatu selalu diciptakan berpasangan satu sama lainnya sebagai sistem pertahanan dari bumi ini, seperti halnya lelaki-perempuan, kaya-miskin, baik-buruk, pintar-bodoh, mayor-minor dan sebagainya. Maka dari itu sebagai antisipasi dari wabah korupsi ini muncullah generasi-generasi pendobrak yang melawannya.


Perlawanan ini pun berlangsung diatas tanah dan juga dibawah tanah (baca: ter-ekspos dan tidak). Saat ini perlawanan terhadap korupsi terus bermunculan mulai dari politik, pendidiikan, seni, budaya, agama dan sektor-sektor lainnya. Salah satunya adalah sebuah film garapan anak-anak bangsa yang peduli terhadap bangsa ini yang berjudul “Kita Versus Korupsi”.


Film ini terdiri atas 4 segmen yang tidak terikat antara satu dan yang lainnya. Rumah Perkara,Aku Padamu, Selamat Siang Risa! dan Psssttt… Jangan Bilang Siapa-Siapa  adalah judul-judul yang mengisi Kita Versus Korupsi.


Saya suka kata-kata Laras yang diperankan Revalina S. Temat saat menimpali pertanyaan Vano yang diperankan Nicholas Saputra,”Kenapa hal kecil sepele gini dipermasalahin?” ”karena sesuatu yang besar berawal dari yang kecil-kecil seperti ini.” Simpel dan sangat sederhana, namun sering kita lupa dalam aplikasinya sehari-hari.


Pada  segmen Selamat Siang Risa!, saya dikagetkan saat muncul Medina Kamil. Kalau sebagai host acara petualangan memang sudah sering, tapi kalau film lepas, sepertinya baru ini (Kalau ada lagi boleh dong diberitahu, ngefans banget). Saya suka saat ia memandangi polisi yang menerima suap dengan sebalnya. Selain itu saya juga suka dengan peran Arwoko (Tora Sudiro) saat menolak tawaran Koh Abeng dengan tegas.


Dua judul yang lain pun tidak kalah menarik, seperti pergolakan batin Lurah Yatna (Teuku Rifnu Wikana) pada Rumah Perkara ataupun korupsi yang sudah menjamur ke seluruh segmen  sampai kalangan pelajar pada Psssttt… Jangan Bilang Siapa-Siapa. Semuanya dikemas apik layaknya keseharian masyarakat kita.


Link "Kita Versus Korupsi" :


http://youtu.be/tIXomjOooTw


Selamat Menonton.


Dunia ini adalah milik anak-anak muda yang percaya pada mimpi-mimpinya, dan salah satu mimpi itu adalah membangun bangsa ini menjadi maju dan bebas korupsi.


Si Vis Pacem Parabellum


Sidoarjo, 2013


*Dan terus bangunlah putra-putri ibu pertiwi


Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar: