Sabtu, 23 Maret 2013

R(acun)utinitas

Rutinitas adalah racun. Datang tanpa engkau sadari. Silence disease paling berbahaya dari jenisnya. Setelah kau menyadari semua telah terlambat.


Sudah kubilang rutinitas adalah racun. Kau akan lengah dibuatnya, dalam zona nyamanmu. Segala yang kau kerjakan berulang-ulang akan menumpulkan keawasanmu, menyudutkan mata dan pikiranmu, mengerdilkan wawasanmu. Dunia pun ikut menyempit seluas keseharianmu.


Apa perlu kubilang lagi bahwa rutinitas itu racun. Kau akan sulit untuk menerima perbedaan, karena keseragaman adalah keseharianmu. Kau nikmati semua itu dengan mengorbankan masa mudamu. Bahkan, idealismu pun mati sebelum ia berbunga. Rutinitas akan menghanyutkanmu dalam pusarannya tanpa mengijinkanmu untuk menguap dan terbang bersama sang bayu. Rutinitas pula yang akan membunuhmu di usia muda. Mereka bilang mati di usia muda bukanlah buruk, mengingat hidup akan lebih banyak untuk bersabar dan berusaha dibandingkan dengan berbuat dalam kesukaan. Namun akan lebih buruk jika rutinitas itulah yang membunuhmu di usia 27 dan menunggu untuk dikuburkan pada usia 72.


Jika memang rutinitas adalah racun hidup, maka bunuhlah ia sebelum ia membunuhmu. Keluar dari zona nyaman dan melihat dunia bukanlah hal yang buruk. Mencari teman-teman yang baru dengan beragam warna hidup juga akan mewarnai harimu. Mencoba hal-hal yang baru juga akan menambah wawasanmu. Keluarlah dari pusaran itu, menguaplah dan terbang bersama sang bayu. Berkondensasilah di belahan dunia lain sehingga dapat kau rasakan salinitas di sungai seberang, dinginnya awan yang menudungi gunung, serta berlari secepat kilat dengan pompaan jantung yang mendorong laju aliranmu.


Barangkali rutinitas adalah sebuah racun, ia akan bernasib sama dengan bungkus-bungkus rokok ditempatku.


Tulung Agung, 2013


Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar: