Minggu, 04 November 2012

Free Dive Sempu Trip 30-10-2012

Rabu, 30 Oktober 2012,

Pukul 06:00 pagi dengan mask, snorkel dan perbekalan di tas serta fin Colorado biru di pijakan "Shiro" (si matic putih kesayangan), berangkatlah saya menuju selatan Malang. Pantai yang saya tuju adalah Pantai Sendang Biru yang lebih dikenal dengan Pulau Sempu-nya yang memiliki laguna atau segara anakan.


Selama perjalanan yang cukup padat, maklum bersamaan dengan orang berangkat kerja dan anak sekolah bisa dibilang perjalanan berlangsung lancar tanpa hambatan sehingga Shiro dapat menembus Kota, Bululawang, Turen yang padat sempat merayap dengan mulusnya.


Setelah melewati Turen, masuklah saya ke jalan menuju Pantai Sendang Biru. Jarak dari jalan utama menuju pantai dapat dikatakan cukup jauh kurang lebih 60 km. Namun ragam pemandangan pedesaan yang dapat dinikmati cukup membuat kita enjoy selama perjalanan, walaupun seorang diri. Pemandangan yang ditawarkan antara lain persawahan, perbukitan, barisan hutan jati dan kebun jabon di kanan dan kiri jalan, serta jurang yang membuat adrenalin terpacu membuat perjalanan ini terasa khusyuk dan mengasikkan.


Setelah melewati beberapa bukit akhirnya saya sampai di Pantai Tamban. Namun karena saya mengejar waktu emas di pagi hari maka saya tidak mampir dan langsung memacu Shiro segera ke Pantai Sendang Biru.


Akhirnya sampai di loket masuk Pantai Sendang Biru. Untuk 1 orang dan 1 sepeda motor dikenai biaya sebesar Rp. 6000, sangat murah sekali.


Setelah masuk kawasan pantai saya segera mencari tempat parkir sepeda motor yang dugunakan wisatawan untuk menginap, tentu saja agar lebih aman.


Setelah Shiro telah "ditali" saya langsung berjalan ke pantai dan ternyata sudah ada tiga rombongan dengan mobil yang siap menyebrang ke Pulau Sempu. Saya langsung dihampiri nelayan yang menawarkan perahu-perahunya untuk digunakan. Untuk menyebrang dengan kapal motor dikenai Rp. 100ribu untuk sekali PP. Namun saya lebih tertarik dengan perahu jukung yang didayung sendiri seharga Rp. 50ribu untuk satu hari penuh. Tanpa menunggu lagi saya langsung menaikkan perlengkapan ke atas perahu dan memakai wet suit agar siap tempur jika menemui spot Skin Diving yang baik.


Untuk skin diving saya lebih tertarik pada area di pesisir Pulau Sempu karena secara logis pasti lebih baik. Maka segera mendayunglah saya sambil bersenandung "Nenek moyangku seorang pelaut..."


Saat berada di antara dua daratan saya sempat kepikiran juga tentang keamanan jukung kecil ini. Namun saya tetap yakin karena di sisi kanan dan kiri bagian perahu terdapat dua buah bambu yang mencegah perahu terbalik ditambah permukaan air yang nyaris tanpa ombak.


Sampai di pesisir Pulau Sempu, benar saja karang di bawah permukaan mulai terlihat, segera jangkar batu saya lempar. Saya langsung membersihkan mask dan memakai fin dan setelah siap "Byuuurrrr".


Pertama melongok saya langsung disambut puluhan coral fish beraneka warna, seperti Angel Fish (yang lain ga tau namanya). Baru saja sebentar mengayuhkan fin ada lagi schooling fish Moorish Idol. Selain itu dapat dijumpai beraneka warna ikan Fugu yang lucu dan menggemaskan. Di sepanjang pesisir juga banyak terdapat Yellow Pipefish, Snapper, Grouper (kerapu), lizard fish, dan beragam ikan lain yg saya masih tidak tahu nama dan jenisnya (maklum basic diver, hahaha). Tidak hanya itu, di bawah coral-coralnya pun banyak terdapat Lion Fish, padahal saya hanya Skin Diving di kedalaman 3-5 meter. Bahkan saya sempat bertemu dengan Morray Eel yang tersohor itu.


Namun sayang sebagian besar koral di daerah ini rusak. Selain itu juga terdapat bungkus sachet minuman para pengunjung Pulau Sempu (teman-teman, tolong ingatkan teman-temannya ya, bahwa "Our ocean is not a trash bin"). Cukup sampai disini sajalah perusakan alam, pantai, laut dan gunung kita.


Namun seperti harapan yang selalu ada, di sela-sela koral yang hancur ini mulai tumbuh terumbu karang muda. Ah, rupanya "Mother Nature" masih memberi kesempatan kedua. Hal ini perlu kita jaga, karena terjaganya terumbu karang akan memelihara air laut di daerah tersebut agar tetap jernih dan bening karena terumbu karang menahan pasir yang tersapu arus laut. Selain itu terumbu karang juga rumah ikan, kan jadi senang di kita juga agar tidak perlu jauh-jauh ke Karimun Jawa hanya untuk "melihat" ikan.


Setelah puas Skin/Free Dive pertama, saya kembali ke darat untuk mencari makan siang. Maka makan sianglah saya di Warung Pojok Sendang Biru, yah harganya standart lah. Dari makan siang dan mengobrol dengan sang empunya saya dapat info bahwa kerusakan koral yang terjadi dikarenakan pernah digunakannya BOM IKAN (OMG, may The God bless us). Sepertinya kita butuh AVENGER disini.


Setelah makan siang saatnya Skin Dive 2. Pada dive 2 ini saya pindah lokasi dan who knows...... Saya bertemu sekumpulan yang entah berapa jumlahnya (baca: banyak) White Stripped Cat Fish di celah coral besar. Ini asyik bener, lalu saya juga menemui Cleaner Shrimp yang lagi "kongkow" bareng Sea Urchin (Landak laut). Sebagian besar biota lainnya masih sama dengan dive 1, namun mulai bermunculan ikan-ikan yang lebih besar. Pada Dive 2 ini air mulai keruh, jadi visibility kurang begitu baik dibanding Dive 1.


Pukul 16:00 saya mentas dan kembali ke darat untuk pulang. Sampai jumpa lagi Sendang Biru-ku yang cantik. Tanggal 16 November ini aku akan mengunjungimu dengan teman-teman yang lain.


Sidoarjo, 2012


Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar: