Minggu, 14 November 2010

Catatan Empat Musim

tak pernah ada kata terlambat
seperti halnya cintaku padamu

bukan karena waktu
bukan juga karena harga diri
terlebih jika kau menyalahkan kesempatan yang terlewatkan

aku tahu engkau menunggu
dengan isyarat yang kau berikan saat musim semi tiba
aku tidak dapat berkata-kata
seperti diam rerumputan yang dibelai oleh angin

saat musim panas tiba membakar cinta
kau memekikkan kerinduanmu padaku
aku tetap diam
layaknya rumput kering yang tak berceloteh pada matahari

aku tahu
hatiku berguguran seperti halnya musim gugur tiba
kau mendapatkan pujaan yang mengisi jiwamu
pohon pun tetap hidup tanpa daun yang menaunginya

aku terkejut
melihatmu sepucat salju yang mulai menutupi bangku di taman
kau bercerita tentang sebuah kekacauan yang terjadi
lebih terkejut saat kau menceritakan kepadaku

mengapa aku??
bukankah aku telah mengecewakanmu..
kenapa harus aku
disaat lebih banyak orang lain yang ada didekatmu..

aku sangat ingin memelukmu
namun aku juga merasa malu akan sikapku

ahhh....hemmm....
kau telah memutuskan akhir dari musim dingin ini..
mungkin inilah tinta sang takdir..
kita bertemu seakan tak ada luka yang pernah terjadi..

bulan masih menggantung diatas langit malam
sama seperti saat perjumpaan kita
hanya tak ada perkenalan pada saat ini
kau dan aku menanti datangnya pagi musim semi pertama diatas bukit ini..

JEMBER, 2010

Tidak ada komentar: